Jumat, 10 Desember 2010

Ciptakan Solo sebagai Surga Kaum Marginal

Selama 1,5 tahun bagi Suwono mencoba masuk ke komunitas kaum marginal (pinggiran) di Kota Solo. Selama waktu itulah, kakek berusia 50 tahun itu, setiap hari menghabiskan waktunya menyusuri bantaran sungai yang terletak di Pinggir Jembatan Kali Anyar, Cinderejo Lor, Gilingan, Banjarsari, Solo. Dalam penyusuran itu, terbesit di benaknya membangun persinggahan untuk bocah-bocah jalanan di Solo.
Impiannya terkabul, Sabtu (10/7) kemarin, karena rumah singgah untuk kaum marginal yang dia namakan dengan sebutan rumah prestasi telah diresmikan oleh sejumlah lembaga peduli anak dan kaum marginal di Kota Solo. Sejatinya, rumah prestasi untuk kaum marginal yang ada pertama kali di Solo bukanlah berbentuk rumah yang sempurna. Melainkan sebuah serambi kecil yang multifungsi. ”Di sini anak-anak bisa mendapatkan  pendidikan. Karena ada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kelompok belajar taman pintar, beasiswa terpadu, pelatihan keterampilan. Rumah ini juga difungsikan untuk persinggahan anak jalanan,” kata Suwono kepada Joglosemar.
Selain membangun rumah prestasi untuk kaum marginal, pimpinan Majelis Asy Syifaa` itu juga aktif memberikan beragam keterampilan untuk para Pekerja Seks Komersial (PSK). ”Seperti mendaur ulang limbah sabun dan membuat keripik,” ujarnya.
Perbaiki Kehidupan
Ada niat mulia dari kakek paruh baya ini dengan mendirikan rumah prestasi untuk kaum marginal, yakni ingin memperbaiki kondisi kehidupan orang-orang pinggiran agar tidak terlalu terjerumus dalam ”lembah kehidupan hitam”.
 Awalnya, ia hanya seorang diri melalui Majelis Asy Syifaa’ merintis rumah singgah untuk kaum marginal itu, namun, lambat laun sejumlah lembaga peduli anak dan kaum marginal seperti Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LP2A) Al Ihsan Kota Surakarta tertarik bergabung. ”Hampir sekitar 60-an anak jalanan sudah masuk di rumah prestasi ini. Tak ada harapan lain, kecuali untuk membina anak-anak kaum marginal tersebut supaya tetap berprestasi di sekolah dan tentunya memiliki akhlak yang baik di rumah dan di lingkungannya,” tuturnya.
Di rumah prestasi tersebut, anak-anak dan orangtua dari kaum marginal mendapatkan pendidikan dengan baik. Untuk anak-anak, dibekali materi pelajaran sekolah serta pendidikan agama. Sedangkan untuk orangtua juga mendapatkan pendidikan agama serta mendapatkan keterampilan.
Diakui Suwono, butuh biaya untuk merealisasikan rumah prestasi kaum marginal tersebut. Beruntung, ada sejumlah donatur yang ikut peduli dengan upaya Suwono untuk memperbaiki kehidupan kaum marginal tersebut. ”Ini yang pertama di Solo. Semoga bisa menjadi percontohan nasional ke depan,” katanya. (Dwi Hastuti)

diambil dari harianjoglosemar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar